Sungguh kita hidup pada suatu alam yang menakjubkan, kita lempar pandangan, maka kita akan melihat air yang transparan dan udara yang transparan. Mengapa kita butuh kepada benda-benda yang transparan ? … lalu kita tempatkan pada jendela-jendela, sehingga mencegah debu dan udara serta memasukkan cahaya. Sementara udara dan air bukanlah benda padat sehingga tidak bisa dijadikan seperti itu, dan es di daerah dingin akan mencair sebab pengaruh panas matahari, maka dominannya hanya dapat digunakan di suhu dingin. Kalau demikian apa yang dapat kita perbuat ? … Kita juga butuh pada benda-benda kaca yang bisa membesarkan suatu yang kecil dan mendekatkan sesuatu yang jauh.
Pertama kita ingin mengetahui simpanan-simpanan tumbuhan, dan membuka tabir rahasia-rahasia berbagai benda, lalu kita ingin menuju tingkat kedokteran dan perindustrian. Kedua kita ingin mengetahui benda-benda langit, mempelajari pegunungannya, sungai-sungainya, maka semua itu tidak dapat kita capai kecuali dengan benda-benda padat transparan ini yang tidak mengalir seperti air dan tidak menguap seperti udara. Demikianlah kebutuhan kita pada benda yang menguatkan daya pandangan kita yang lemah, dan memperbesar huruf-huruf tulisan untuk kita baca. Maka Allah Subhanahu wata'alah menciptakan Balur Shakhriy, seakan Dia berfirman ; " Wahai hamba-hambaku pandang dan pelajarilah materi benda bumi yang kelam nan gelap ini, Inilah Balur Shakhriy benda padat yang tembus pandang (transparan) ”. Pintu pengetahuan ini telah dibuka maka saatnya untuk menyelaminya.
Al Balur adalah sejenis kaca campuran semen atau kafur dengan timah oksida, diolah dengan mengunakan pasir putih, inilah pancaran lain dari cahaya agung Firman Allah Subhanah :
Ini loh potongan-potongan yang bergandengan. Sepotong berupa batu bara sumber listrik yang bisa menerangi tempat-tempat tinggal dan jalan-jalan raya, potongan yang lain, ada yang mengandung pasir, ada yang mengandung semen, ada yang mengandung kafur, potongan lain berisi soda, ada lagi yang berisi botosa, disamping itu, kandungan-kandungan tersebut berasal dari beragam materi yang halus. Semua potongan yang saling bergandengan dan berdampingan tersebut kemudian diolah menjadi cermin atau lensa ataupun kaca. Lalu dengan alat ini dipelajarilah ilmu astronomi tentang benda benda langit dan giografi, biologi tentang benda-benda bumi. Tapi sangat disesalkan semuanya di monopoli oleh non muslim. Padahal Muslimun hanya membutuhkan satu generasi sebagai pelopor yang akan diikuti oleh generasi-generasi setelahnya. InsyaAllah akan segera menjadi kenyataan.
Potongan-potongan yang saling bergandengan ini bak lemari-lemari yang mana Allah SWT menyimpan di sana unsur-unsur kebahagian dan kehidupan, lalu menunjukkannya kepada hamba-Nya. Seandainya bumi ini bukan berupa bagian bagian yang berdampingan niscaya makhluk tidak mampu hidup di atasnya, tetapi Bumi ini berupa bagian-bagian yang berdampingan yang padanya beragam jenis seakan-akan dia adalah pasar yang padanya dijual semua yang dinginkan oleh jiwa dan menyenangkan mata pandangan.
Sungguh bumi ini indah menurut para Ulama dan Cendikiawan, gulita menurut orang-orang bodoh mereka tidak melihat yang tersurat bahkan mereka mencela. Coba lihat cahaya matahari yang memantul baur, benda teransparan, dan benda yang berbayang (yang tidak ditembus cahaya) dia merupakan udara dan cahaya. Bagaimana bumi ini diciptakan berbagian-bagian yang saling berdampingan sehinga dapat dipetik dari sesuatu yang dinginkan untuk tujauan yang maksudkan. SUBHANAALLAH pasir, semen, botosa, terkumpul pada tempat yang berbeda lalu dari benda tersebut dibentuklah lensa dengan berbagai bentuk dan ukuran sebagai alat mengumpulkan cahaya dan menyebarkannya.
Lensa-lensa berikut ada 2 macam ; pertama ; lensa mengumpulkan cahaya (lensa cekung) dan lensa menyebarkan cahaya ( lensa cembung) dan keduanya tidak terlepas dari enam macam, tiga macam untuk pengumpul dan tiga macam lain untuk penyebar, artinya lensa itu ada enam macam, 1. cembung dua sisi, 2. cembung satu sisi, 3. cekung dua sisi, 4. cekung satu sisi, 5. bulan sabit, 6. cekung satu sisi dan cembung sisi lain. Bentuk lensa 1, 2, 5 mengumpulkan sinar cahaya dan bentuk lensa 3, 4, 6 menyebarkan sinar cahaya. Inilah lensa-lensa yang berasl dari Balurah.
Ya Subhanaallah … Pada pembahasan ini juga Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman
"Dan Dia menjadikan padanya berpasang-pasanganan",
pada ayat lain :
" Dan dari segala sesuatu itu kami ciptakan berpasang-pasangan ".
Sungguh telah maklum bahwa aliran listrik terdiri dari dua kutub, kutub positif dan kutub negatif dan tumbuhan ada penjantan dan betina, demikian juga pasangan-pasangan itu terdapat pada buatan manusia berupa ilmu matematika, karena ilmu matematika dan segala bentuk ilmu hisab tidak terlepas dari dua perkara Pengumpulan dan penyebaran (pecahan) ; tambahan dan perkalian untuk pengumpulan, pengurangan dan pembagian untuk penyebaran (pecahan), demikian juga Lensa-lensa.
Demikianlah buatan manusia dan di sana beragam cipataan Allah ‘Azza wajal, Allah telah menciptakan batu balura, udara, air, dan Dia meletakkannya dalam bentuk bagian-bagian berdampingan di bumi-Nya sebagai simpanan yang diambil darinya bahan baku pruduksi lensa yang berguna dalam dunia ilmuan dan kehidupan.
Kita lihat bahwa Allah meletakkan lensa cembung dua sisi untuk mata kita, Mengapa ?? … karena lensa bentuk ini mengumpulkan cahaya, ketika bayangan mendekat dari mata, maka pusat tempat perkumpulan cahaya yang masuk melalui lensa menjauh, setiap kali menjauh maka gambarannya mendekat, Tetapi ciptaan Allah ini tidak mampu kita buat, coba perhatikan lensa-lensa yang kita pasang di ruan gelap pada tostel kamera (alat pengambil gambar) gambar tidak terjiplak dengan perantara lensa tersebut kecuali dengan ukuran jauh yang khusus. Berbeda dengan lensa mata kita yang bisa melihat segala sesuatu dari jarak jauh yang berbeda. Maka sandainya lensa mata kita padat seperti yang kita pasang pada kamera, maka kita tidak bisa melihat kecuali dari satu jarak yang jauh. Dan seandainya mata ini tetap dalam satu lensa cembung satu sisi, maka gambar yang diterima kadang kala berada pada jaring mata, kadang kala berada di depan dan kadang kala berada di belakangnya. Jaring mata itu sepeti penghalang yang menerima gambaran suatu benda di ruang gelap pada Tostel kamera. Berarti seseorang yang melihat satu benda tidak bisa melihat dengan pandangan yang bagus kecuali dari jarak kejauhan yang khusus. Akan tetapi kita melihat gambaran benda-benda dengan jelas dari jarak jauh yang berbeda, karena mata manusia mampu mengkoordinir lensanya menambah dan mengurangi cembungnya dengan semaunya, akan bertambah cembung ketika melihat benda yang jauh, dan berkurang cembung ketrika memandang benda yang dekat sesuai kumpulan cahaya benda yang masuk.
Sungguh sebuah keajaiban, Allah telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, malam dan siang, betina dan jantan pada tumbuhan, lensa cembung dan lensa cekung, kutub positif dan kutub negatif pada aliran listerik, demikian juga mata manusia telah dijadikan berpasangan dari asfek lensanya ada pengatur jarak jauh dan ada pengatur jarak dekat.
" sesungguhnya Tuhanku maha halus terhadap sesuatu yang Dia kehendaki Sesungguhnya Dia maha mengetahui lagi maha bijaksana ". Inilah kehalusan dan kelembutan ini juga adalah hikmah.
Al Bashiroh > Tafsir > Keajaiban Hidup Berdampingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar